Friday, March 7, 2008

Selamat Jalan Darmanto

Minggu lalu kutelah menerima email yang cukup mengejukkan. Ternyata salah satu My Best Friend "Darmanto" telah resign dari perusahaan tercinta ini. Adapun sekilas petikan emailnya adalah :

Dear all,

There are times when we have to face some crossings in our life, when we find it difficult to make a decision to which path we should take, when we question to ourselves: are we really dare enough to take the risks and difficulties that may come along the way. Nevertheless, we have to make a choice anyway, to reach out for our goals in our life. We have to take the path that we consider will lead us to our goal.

By this consideration, it is time for me to say goodbye to all of you for moving forward to pursue new challenges and oportunities in somewhere else, after almost 5 years I have been working for the great and pleasant environment company with the professional employees. My resignation will be effectively on 1st April 2008, but today is my last day due to I will take a rest of my annual leave.

I would like to express my sincere gratitude to all of you, my colleagues here in xxxxxx.
Thank you for your support and your good cooperation for me to carry out my tasks and the great friendship that we have made along the way. And especially for RAO teams, thanks for the business advice, “sate kambing muda tegal” —the greatest food, ping-pong teams, and any events that I could not mention here. It is a great pleasure working with professional people like you. It is my hope that we will stay in touch and continue the well maintained friendship that we have had during this time.

Last but not least, please accept my apology for any mistakes that might I made during my time here. I wish you all the best and success in the future.

Good bye and thank you...

Selamat Jalan Sahabat, semoga kamu mendapatkan cita-citamu dan lebih sukses lagi dimasa yang akan datang. Dan mudah-mudahan silaturahim masih terbina walaupun sudah berbeda perusahaan.

Cinta Dan Perkawinan

Satu hari, Plato bertanya pada gurunya, "Apa itu cinta? Bagaimana saya bisa menemukannya? "

Gurunya menjawab, "Ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"

Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun.

Gurunya bertanya, "Mengapa kamu tidak membawa satupun ranting?"

Plato menjawab, "Aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik). Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi di depan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya
ranting - ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatangpun pada akhirnya" "Gurunya kemudian menjawab " Jadi ya itulah cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya, "Apa itu perkawinan? Bagaimana saya bisa menemukannya? "

Gurunya pun menjawab "Ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Dan tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"

Plato pun menjawab, "Sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi dikesempatan ini, aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk amat, jadi kuputuskan untuk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"

Gurunyapun kemudian menjawab, "Dan ya itulah perkawinan"

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan.

Cinta adanya di dalam lubuk hati, ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih.

Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan... tiada sesuatupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali.

Waktu dan masa tidak dapat diputar mundur.

Terimalah cinta apa adanya.

Perkawinan adalah kelanjutan dari Cinta.
Adalah proses mendapatkan kesempatan, ketika kamu mencari yang terbaik diantara pilihan yang ada, maka akan mengurangi kesempatan untuk mendapatkannya.

Ketika kesempurnaan ingin kau dapatkan, maka sia - sialah waktumu dalam mendapatkan perkawinan itu, karena sebenarnya kesempurnaan itu hampa adanya.

From Ephanus (Indonesia Online)

Sangat bagus dibaca terutama untuk yang masih single dan susah menemukan orang yang tepat.