Sunday, October 16, 2011

Pengaruh Media Social Network terhadap Social Culture Masyarakat Indonesia

Identifikasi Masalah

Perkembangan ICT (Information, Communication, Technology) begitu pesat sehingga mengakibatkan borderless dari sisi geografis. Hal ini pun terjadi di Indonesia dengan dukungan dari operator selular yang begitu gencar memperluas jaringannya sampai ke daerah pelosok pedesaan. Disamping itu adanya program USO (Universal Service Obligation) dari pemerintah untuk daerah tertinggal dan terpencil telah membuat komunikasi baik suara dan data begitu mudah dilakukan.

Disisi lainnya perkembangan konten-konten kreatif di internet juga begitu pesatnya. Dengan dukungan perkembangan internet terutama Web 2.0 telah membuat informasi dan konten menjadi lebih kaya dan interaktif sehingga membuat interaksi antara aplikasi di internet dengan manusia menjadi lebih menarik dan aktraktif. Hal ini memunculkan banyaknya aplikasi yang berjalan di internet seperti internet banking, news online, internet advertising dan yang paling populer tentunya munculnya media baru yaitu social network. Hal ini diawali dengan friendster, kemudian facebook dan juga semakin berkembangnya twitter.

Seiring dengan meningkatnya penggunaan media social network telah mengakibatkan perubahan sosial di masyarakat Indonesia. Dari sisi perubahan tersebut ada yang dampaknya positif namun ada juga yang negatif. Penulis akan lebih memfokuskan membahas dampak negatif perkembangan teknologi terhadap semakin menurunnya kualitas dari hubungan antar manusia sebagai makhluk sosial. Bagaimana tidak, belakangan ini masyarakat lebih nyaman mengumpulkan teman-teman didunia maya daripada aktif pada kegiatan-kegiatan organisasi riil yang dapat memberikan kualitas hubungan pertemanan yang lebih kongkrit dan intents.

Pengaruh Media Social Network pada Masyarakat Indonesia

Industri telekomunikasi Indonesia telah berkembang sangat luarbiasa sejak tahun 2000 dengan jumlah pelanggan selular di Indonesia sudah mencapai 236 Juta pelanggan pada akhir tahun 2010. Sehingga bisa dikatakan penetrasi pasar sudah mencapai 99% dari total penduduk Indonesia 2010 sebesar 237 Juta penduduk walaupun tingginya jumlah akumulasi pelanggan selular ini disebabkan ada beberapa pelanggan yang berlangganan lebih dari satu operator. Para operator pun bersaing menawarkan berbagai macam layanan untuk mengakses internet baik melalui handphone ataupun menggunakan menggunakan modem. Dengan harga akses internet melalui teknologi selular yang semakin murah mengakibatkan hampir 40% pelanggan selular telah mengakses internet melalui handphone mereka yang mana rata-rata mereka mengakses social media network seperti facebook dan twitter. Berdasarkan data dari insidefacebook.com di bulan September 2010 bahwa Indonesia telah menjadi pengguna ke-3 terbesar di dunia dibawah Amerika Serikat & Inggris dengan pengguna 27.8 Juta.

Pemerintah pun sudah berperan aktif untuk meningkatkan penggunaan internet sampai ke pelosok pedesaan melalui proyek Universal Service Obligation (USO). Adapun tujuan dari proyek Universal Service Obligation (USO) tidaklah semata-mata untuk menyediakan fasilitas telekomunikasi kepada seseorang atau kelompok masyarakat saja, tetapi adalah untuk:

a. Meningkatkan produktifitas dan pertumbuhan ekonomi

b. Mempromosikan proses kohesi sosial dan politik melalui pembauran komunitas yang terisolir dengan komunitas umum/maju

c. Meningkatkan cara dan mutu penyampaian jasa-jasa publik pemerintah

d. Memacu keseimbangan distribusi populasi

e. Menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi antara information rich dan information poor.

Dari pembahasan diatas dapat kita lihat bahwa begitu banyak dampak positif dari kemajuan kemajuan teknologi ICT terhadap masalah ekonomi, peningkatan pengetahuan dan juga peningkatan pelayanan baik pemerintah ataupun institusi bisnis lainnya kepada masyarakat. Namun memang kemajuan teknologi bagaikan pedang bermata dua, yang mana ada aspek negatif yang ditimbulkan apabila masyarakat tidak dapat menyaring dan bijaksana dalam penggunaan teknologi itu sendiri.

Apakah media sosial itu? Menurut Wikipedia, media sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, sosial network atau jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Di Indonesia, perkembangan media sosial meningkat dengan pesat. Perkembangan ini didukung dengan mudahnya mengakses internet melalui ponsel. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah ponsel Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita-berita.

Bahkan banyak perubahan sosial dan politik yang disebabkan oleh pengaruh media social network. Metode internet marketing yang digunakan oleh Barack Obama dalam memenangkan pemilu di Amerika Serikat adalah contoh pengaruh social media network yang bisa mempengaruhi preferensi seorang pemilih untuk memilih kandidat presiden di negara adikuasa tersebut. Contoh paling nyata di Indonesia dari efektivitas internet dalam isu masyarakat adalah ‘gerakan pembebasan’ Bibit-Chandra di facebook yang merupakan kunci strategis kemenangan masyarakat menghadapi politik bengis oknum aparat hukum. Setelah itu internet kembali membantu pembebasan Prita dari tekanan institusi yang arogan dibantu oknum penegak hukum.

Namun disamping itu, sisi negatif lainnya adalah terjadinya kerusuhan di London Inggris baru-baru ini yang mana kerusuhan itu digerakkan melalui media social network. Sehingga tidak berlebihan kalau dikatakan internet adalah benteng demokrasi. Sebagai senjata publik, social media adalah pedang berbilah dua. Di tangan orang baik, ia membawa perbaikan. Di tangan orang jahat, ia mendukung kejahatan. Beruntunglah kita bahwa orang baik jauh lebih banyak dari orang jahat.

Dampak negatif lainnya dari aspek sosial adalah meningkatnya individualitas dari masyarakat Indonesia yang sering berinteraksi melalui media social network. Individualitas disini adalah mereka tidak terlalu perduli dengan orang-orang yang berada disekitarnya namun lebih sibuk dengan handset yang mereka pegang mulai dari chatting, update status di facebook ataupun ngetweet di twitter. Sehingga ada yang mengatakan bahwa media social network adalah connecting people tapi disconneted family. Padahal seperti kita ketahui bersama bahwa masyarakat Indonesia mempunyai budaya sangat menjunjung tinggi arti kekeluargaan.

Dengan tingginya penggunaan media social network di range umur 13 – 25 tahun berdasarkan data dari inside facebook yang mana pengguna di range umur tersebut mencapai 70% dari total pengguna di Indonesia. Sehingga menjadi ketakutan kedepannya, generasi muda tersebut menjadi generasi yang individualis dan melupakan nilai-nilai nenek moyang mereka yang sangat menjunjung tinggi sifat kekeluargaan dan kebersamaan dalam hidup bermasyarakat.

Solusi Masalah Pengaruh Negatif Media Social Network

Untuk mengurangi pengaruh negatif dari media social network perlu dilakukan langkah yang komprehensive dari semua stakeholder mulai dari keluarga, institusi pendidikan, pemerintah dan juga penyedia dan penyelenggara jaringan internet itu sendiri.

Dari sisi keluarga hendaknya setiap orang tua selalu mempunyai pengetahuan yang cukup tentang internet dan mereka bisa mengajarkan kepada anak-anak mereka mengenai dampak-dampak negatif dari internet. Disamping itu mereka juga harus melakukan kontrol tentang anak-anak mereka terutama dalam hal mengakses web site apa saja di internet dan juga dengan siapa saja mereka berteman didunia maya. Orang tua pun harus aktif mengajarkan nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan.

Dari sisi institusi pendidikan hendaknya bisa mengajarkan cara menggunakan internet sehat kepada siswa mereka. Sehingga siswa sebelum menggunakan internet dan mengakses media social network telah dibekali dengan pengetahuan yang memadai untuk menangkal pengaruh negatif yang kemungkinan muncul. Dan juga mengadakan kegiatan-kegiatan yang meningkatkan sisi kebersamaan seperti kegiatan pramuka.

Dari sisi pemerintah hendaknya bisa menjadi regulator untuk konten dan informasi yang beredar di media social network. Hal-hal positif yang telah dicoba dilakukan oleh pemerintah adalah memblokir akses ke situs-situs porno yang bisa merusak moral bangsa indonesia.

Dari sisi penyedia layanan telekomunikasi pun harus aktif membantu pemerintah untuk melakukan pemblokiran terhadap akses konten yang bisa merusak moral masyarakat terutama generisa muda.

Kesimpulan

Perkembangan Information Communication Technology (ICT) telah membawa banyak kemajuan bagi masyarakat Indonesia. Namun di balik penggunaan teknologi tersebut, lambat laun pola budaya maupun kebiasaan masyarakat akan terdistorsi mengikuti gaya hidup sosial masyarakat dibelahan dunia lainnya karena begitu mudahnya mendapatkan informasi mengenai trend mode dari media social network di Internet. Perlu dilakukan tindakan yang komprehensif dari semua stakeholder untuk mengurangi pengaruh negatif media social network terutama kepada generasi muda.

Referensi

1. “Social Network”, http://www.wikipedia.org

2. http://www.insidefacebook.com

3. http://putratwomixs.wordpress.com/2011/04/03/dampak-negatif-kemajuan-teknologi-komunikasi-dan-cara-menyikapinya-2/

4. “Internet sebagai Benteng Demokrasi”, Wimar Witoelar, Koran Tempo,
28 December 2009

5. http://e-imc.ocentrum.com/2009/03/10/fenomena-facebook-di-indonesia/

Saturday, October 15, 2011

Pemanfaatan Teknologi Solar Cell dan Micro Hydro Untuk BTS sebagai Alternatif Energi Listrik

Latar Belakang
Sebuah fenomena yang terjadi dalam beberapa tahun belakangan ini di Indonesia adalah masalah krisis energi listrik. Hampir menyeluruh di semua wilayah Indonesia bahkan di wilayah Jawa dan Bali yang memiliki infrastruktur yang baik sudah ikut merasakan krisis listrik. Hampir setiap hari di berita baik koran lokal ataupun nasional kita mendengar adanya pemadaman listrik secara bergiliran. Intensitas pemadaman pun semakin kerap terjadi dan sangat mengganggu terutama bagi customer yang menggantungkan energi listrik dalam proses produksi di perusahaan dalam kapasitas besar.
Ada berbagai hal yang menyebabkan terjadinya krisis energi listrik di Indonesia. Sudah dapat dipastikan penyebab utama adalah meningkatnya permintaan yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi listrik oleh PLN itu sendiri. Meningkatnya permintaan dikarenakan adanya pertumbuhan penduduk, industrialisasi seiring dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan adanya revolusi teknologi yang dominan mengandalkan energi listrik sebagai sumber energi, seperti contoh adalah merambahnya komputer, televisi, dan berbagai peralatan rumah tangga yang cenderung menggunakan energi listrik dalam pengoperasianya. Permintaan tersebut bergerak secara eksponensial. Sedangkan produksi listrik masih bersifat konvensional serta terhambat dengan masalah sumber penggerak generator seperti terjadinya penurunan debit air di beberapa PLTA, kemudian krisis energi penggerak dari sumber yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar minyak dan batu bara.
Menurut Pakar Ilmu Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, Prof Dr Emriadi MS mengatakan bahwa konsumsi listrik Indonesia setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. “Peningkatan kebutuhan listrik dikemudian hari yang diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5 persen per tahun hingga 2020,” katanya.
Telkomsel sebagai operator selular yang menggunakan listrik sebagai sumber energy utama untuk mengoperasikan BTS atau pemancarnya di Indonesia dalam hal ini sangat tergantung dari pasokan PLN. Hal ini pula yang kadang kala menjadi kendala bagi Telkomsel untuk memperluas jaringannya sampai ke pelosok nusantara karena rata-rata di daerah tersebut belum ada sumber energi listrik dari PLN. Sehingga untuk menyiasati hal tersebut, Telkomsel harus bisa mencari sumber energi listrik lain untuk bisa mengoperasikan perangkat BTS (Base Transceiver Station) sehingga tetap memberikan pelayanan kepada pelanggannya sampai ke pelosok nusantara.
Opini Penulis
Pada umumnya produksi listrik di Indonesia dihasilkan dengan menggunakan tenaga air (PLTA), tenaga Diesel (PLTD), dan tenaga uap (PLTU). Dalam pengembangannya seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi sebagian kecil wilayah terutama di daerah pedalaman memanfaatkan tenaga matahari yaitu dengan menggunakan Solar Cell, akan tetapi hal ini belum bisa memecahkan masalah krisis energi listrik di Indonesia. Energi alternatif yang sedang dilirik oleh pemerintah Indonesia adalah pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), walaupun tantangannya sangat berat dan merupakan dilema mengingat bahaya yang ditimbulkan apabila terjadi kecerobohan sangat besar dan gempa bumi yang bisa mengakibatkan ketidakstabilan reaktor nuklir. Radiasi yang dihasilkan oleh nuklir dapat mengakibatkan bencana bagi umat manusia. Masih teringat dalam pikiran kita peristiwa Cernobil di Rusia (dulu masih Uni Sovyet) dengan bocornya reaktor nuklir yang tidak sedikit memakan korban dan terjadinya kerusakan lingkungan yang cukup besar. Begitu juga yang baru-baru ini terjadi, yaitu gempa bumi di Jepang yang mengakibatkan kerusakan pembangkit listrik tenaga nuklir di Fukushima yang membuat terjadinya kebocoran radioaktif sehingga membuat penduduk disekitar daerah tersebut di pindahkan ke tempat yang aman.
Ada berbagai hal yang menyebabkan terjadinya krisis energi listrik di Indonesia. Sudah dapat dipastikan penyebab utama adalah meningkatnya permintaan yang tidak diimbangi dengan peningkatan produksi listrik oleh PLN. Meningkatnya permintaan dikarenakan adanya pertumbuhan penduduk, industrialisasi seiring dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan adanya revolusi teknologi yang dominan mengandalkan energi listrik sebagai sumber energi, seperti contoh adalah merambahnya komputer, televisi, dan berbagai peralatan rumah tangga yang cenderung menggunakan energi listrik dalam pengoperasianya. Permintaan tersebut bergerak secara eksponensial. Sedangkan produksi listrik masih bersifat konvensional serta terhambat dengan masalah sumber penggerak generator seperti terjadinya penurunan debit air di beberapa PLTA, kemudian krisis energi penggerak dari sumber yang tidak dapat diperbaharui seperti bahan bakar minyak dan batu bara.
Indonesia dahulu pernah menjadi salah satu produsen minyak bumi di dunia yang tergabung dalam OPEC, namun mulai tahun 2009 ini, dikarenakan jumlah kuota produksi yang terus menurun dan kurang dari kuota minimal yang dipersyaratkan, Indonesia kemudian keluar dari OPEC.
Dengan jumlah penduduk 237 juta jiwa berdasakan data sensus 2010 serta ekonomi dan pembangunan yang terus ditingkatkan, kebutuhan akan sumber energi tentu menjadi hal utama yang harus terpenuhi. Bahkan untuk mencukupi kebutuhan ini, pemerintah tidak segan-segan untuk terus mengucurkan subsidi kepada rakyatnya.
Sesungguhnya teramat disayangkan bahwa sepanjang 65 tahun kemerdekaan Indonesia dan setelah melalui masa keemasan minyak bumi, kondisi Indonesia masih jauh tertinggal. Anugrah luar biasa dari Yang Kuasa melalui limpahan minyak bumi tidak bisa dikelola dengan baik. Pola hidup boros dan tata kelola pemerintahan yang tidak bersih menyebabkan kekayaan alam yang dimiliki seolah tidak ada manfaatnya.
Namun kita sebagai bangsa Indonesia tidak boleh terlarut dengan masalah krisis energi tersebut. Masih banyak alternatif yang bisa dilakukan untuk membuat masalah tersebut terselesaikan. Secara paralel, Indonesia harus melakukan dua langkah di atas. Kekayaan yang berlimpah seharusnya menjadi motivasi sekaligus anugrah lain berupa kemudahan dalam penciptaan dan eksplorasi sumber-sumber energi alternatif.
Telkomsel sebagai market leader industri telekomunikasi Indonesia yang mempunyai competitive advantage disisi jangkauan jaringan yang luas akan tetap berusaha mempertahankan keunggulannya tersebut dengan membangun BTS (Base Transceiver Station) sampai ke pelosok pedesaan. Telkomsel pun menjadi salah operator yang ditunjuk oleh pemerintah untuk mengimplementasikan proyek Universal Service Obligation (USO). Sebenarnya tujuan konsep Universal Service Obligation (USO) tidaklah semata-mata untuk menyediakan fasilitas telekomunikasi kepada seseorang atau kelompok masyarakat saja, tetapi adalah untuk:
a. Meningkatkan produktifitas dan pertumbuhan ekonomi
b. Mempromosikan proses kohesi sosial dan politik melalui pembauran komunitas yang terisolir dengan komunitas umum/maju
c. Meningkatkan cara dan mutu penyampaian jasa-jasa publik pemerintah
d. Memacu keseimbangan distribusi populasi
e. Menghilangkan kesenjangan sosial dan ekonomi antara information rich dan information poor.
Sehubungan banyaknya kebutuhan listrik dari Telkomsel di daerah pelosok sehingga perlu mencari terobosan untuk menyiasati tidak adanya pasokan listrik dari PLN dengan menggunakan Teknologi Solar Cell dan Micro hydro sebagai pembangkit listrik untuk BTS (Base Transceiver Station) mereka.
Pemanfaatan Teknologi Solar Cell dan Micro hydro
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa krisis energi listrik dan tidak adanya pasokan listrik didaerah pelosok pedesaan sehingga membuat perusahaan-perusahaan yang membutuhkan energi listrik sebagai sumber utama dalam menjalankan operasinya harus mencari energi alternatif sebagai pengganti. Sebetulnya sumber energi alternatif cukup tersedia, misalnya energi matahari dan energi air. Namun karena keterbatasan modal dari perusahaan sehingga membuat mereka susah untuk menggunakan energi tersebut. Untuk menggunakan energi alternatif tersebut perusahaan perlu melakukan investasi awal yang cukup besar dibandingkan dengan menggunakan pasokan listrik dari PLN, namun apabila dihitung dengan biaya jangka panjang sebenarnya perusahaan bisa lebih untung dengan menggunakan energi alternatif tersebut karena hanya memerlukan biaya pemeliharaan.
Melihat kondisi tersebut, Telkomsel dalam rangka memberikan pelayanan telekomunikasi sampai ke pelosok pedesaan telah melakukan riset dan percobaan untuk mencari alternatif pembangkit energi listrik yang bisa digunakan. Akhirnya Telkomsel memutuskan menggunakan teknologi Solar Cell dan Micro hydro dibeberapa daerah di Indonesia yang memang dianggap mempunyai potensi menggunakan energi matahari dan air tersebut.
Teknologi Solar Cell
Teknologi Solar Cell adalah perangkat berbentuk state solid yang mengubah energi cahaya langsung menjadi listrik oleh efek fotovoltaik. Solar Cell digunakan untuk membuat modul surya yang digunakan untuk menangkap energi dari sinar matahari, yang dikenal sebagai panel surya. Energi yang dihasilkan dari modul surya, disebut sebagai tenaga surya, adalah contoh dari energi surya. Fotovoltaik adalah bidang teknologi dan penelitian yang berkaitan dengan aplikasi praktis dari sel fotovoltaik dalam memproduksi listrik dari cahaya, meskipun sering digunakan khusus untuk merujuk pada pembangkitan listrik dari sinar matahari.
Penggunaan Solar Cell di BTS Telkomsel didesign untuk dapat beroperasi selama 3 hari tanpa cahaya matahari, hal ini ditujukan karena perangkat yang digunakan membutuhkan supply listrik yang kontinyu dan akan membuat perangkat cepat rusak apabila listrik sering mati. Panel solar cell yang dipasang mempunyai rata-rata luas area 40 – 50 meter persegi dan dapat menghasilkan listrik 2 kilowatt. Perangkat solar cell ini mempunyai lifetime selama 30 – 35 tahun.
Beberapa lokasi BTS (Base Transceiver Station) Telkomsel di Indonesia yang sudah menggunakan teknologi solar cell adalah :
§ Long Bawan, adalah daerah yang berada dekat dengan perbatasan Malaysia dan berada di bawah Kabupaten Nunukan, Propinsi Kalimantan Timur.
§ Pulau Maratua, adalah pulau terluar Indonesia yang terletak di Laut Sulawesi dan berbatasan dengan negara Malaysia. Pulau Maratua ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Berau, provinsi Kalimantan Timur. Pulau berbentuk kecil panjang dan lengkung tajam ini berada di sebelah selatan dari Kota Tarakan dengan koordinat 2° 15′12″ LU, 118° 38′41″ BT (di bagian batas luarnya).

Teknologi Micro Hydro
Micro hydro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik tenaga air yang biasanya memproduksi hingga 100 kW listrik. Instalasi ini dapat memberikan solusi energi listrik untuk sebuah rumah terisolasi atau komunitas kecil, atau kadang-kadang terhubung ke jaringan tenaga listrik. Ada banyak dari instalasi di seluruh dunia, terutama di negara-negara berkembang karena mereka dapat menyediakan sumber ekonomis energi tanpa pembelian bahan bakar. Instalasi yang digunakan sering hanya kolam yang dibendung kecil, di bagian atas air terjun, dengan beberapa ratus meter dari pipa yang mengarah ke dalam shelter generator kecil.
Untuk teknologi micro hydro ini, Telkomsel telah menggunakannya di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung dan Kecamatan Sumalata, Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo. Pemanfaatan BTS tenaga air pertama di Asia tersebut mampu membangkitkan daya listrik sebesar 16,47 KW, dimana sebanyak 7,7 KW disalurkan untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di BTS dan sisanya untuk fasilitas umum. Sementara sisanya, 7,94 KW untuk cadangan.
Hal ini membuat Telkomsel tidak hanya menyediakan listrik untuk perangkatnya namun juga memberikan listrik gratis kepada masyarakat disekitar BTS Telkomsel. Tidak hanya berguna memenuhi kebutuhan jangkauan signal Telkomsel, keberadaan BTS micro hydro jadi cukup penting dalam membuka wilayah terisolasi dari pasokan aliran listrik konvensional. Termasuk mendongkrak nilai perekonomian di wilayah tersebut.
Dengan penggunaan teknologi alternatif tersebut telah membuat Telkomsel menjadi operator selular dengan BTS Go Green terbanyak di Asia dengan 132 BTS di seluruh Indonesia. Penggunaan sumber energi alternatif kini menjadi salah satu upaya yang dilakukan Telkomsel untuk menjamin ketersediaan power supply yang dibutuhkan untuk mengoperasikan BTSnya. Terlebih lagi Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat luas dengan panjang seperdelapan bentangan dunia dan tiap wilayah memiliki variasi kontur geografi yang berbeda-beda.
Yang lebih membanggakan lagi, bersama 34 perusahan BUMN dan swasta nasional, Telkomsel berhasil meraih anugerah sebagai korporasi penginspirasi bumi oleh La Tofi School of CSR dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia. Pencapaian tersebut diberikan atas penerapan BTS (Base Transceiver Station) tenaga matahari dan air. Kemampuan itu dinilai tim seleksi Indonesia Green Awards 2011 tidak hanya baik untuk bumi sekaligus layak ditiru operator selular di Indonesia.
Kesimpulan
Indonesia adalah negeri yang sebenarnya dianugrahi kekayaan alam yang luar biasa berlimpah termasuk minyak bumi sebagai sumber bahan bakar untuk menghasilkan tenaga listrik. Namun karena pemerintah tidak dapat mengelola sumber daya itu dengan baik maka yang terjadi sekarang ini adalah terjadinya krisis listrik dimana-mana. Sudah seharusnya pemerintah segera mengambil langkah konkrit untuk mengatasi masalah krisis listik tersebut dengan menggunakan teknologi alternatif seperti menggunakan energi matahari, air ataupun nuklir.
Telkomsel sebagai market leader telekomunikasi di Indonesia telah menghadirkan solusi yang tepat dalam hal penyediaan sarana telekomunikasi beserta power supply-nya, sehingga seluruh masyarakat hingga pelosok dapat menikmati sarana komunikasi dan terbebas dari keterisolasian. Pemanfaatan sumber energi alternatif ramah lingkungan seperti Solar Cell dan Micro Hydro ini juga sekaligus merupakan bentuk dukungan Telkomsel dalam rangka efisiensi penggunaan listrik yang kini terasa semakin langka.
Kedepan, dengan semakin murahnya teknologi Solar Cell ataupun Micro Hydro maka sebaiknya Telkomsel tidak hanya menggunakan sumber energi alternatif tersebut didaerah pelosok pedesaan namun juga didaerah perkotaan yang memang memungkinkan teknologi tersebut diimplementasikan.

Referensi
1. “Solar Cell”, http://www.wikipedia.org
2. “Micro Hydro”, http://www.wikipedia.org
5. http://m.politikana.com/baca/2011/02/14/krisis-energi-listrik-di-indonesia