Cause and effect analysis ditemukan oleh
profesor Kaoru Ishikawa, pelopor quality management, pada tahun 1960. Teknik
ini kemudian dipublikasikan dalam bukunya "Pengantar Quality Control"
tahun 1990. Diagram cause and effect analysis ini dikenal juga dengan istilah diagram
Ishikawa ataupun diagram Fishbone karena diagram terlihat seperti kerangka
seekor ikan. Cause and effect analysis pada awalnya dikembangkan sebagai alat
kontrol kualitas, namun kemudian teknik ini dapat digunakan untuk menyelesaikan
problem lain seperti menemukan akar penyebab masalah, menemukan hambatan dalam
proses dan mengidentifikasi di mana dan mengapa proses tidak bekerja.
Cause and effect analysis ini dapat
digunakan pada semua jenis masalah, dan dapat disesuaikan oleh pengguna agar
sesuai dengan keadaan. Penggunaan alat ini memiliki beberapa manfaat untuk
process improvement:
1. Mudah
karena langsung bisa dilihat secara visual.3. Mengorganisasi diskusi untuk tetap fokus pada isu-isu saat ini.
4. Meningkatkan "system thinking" melalui gambaran visual.
5. Mengutamakan analisis lebih lanjut dan tindakan perbaikan.
Cause and effect analysis mempunyai
kekurangan untuk masalah yang sangat kompleks dimana banyak penyebab dan
masalah saling terkait karena terbatasnya ruang gambar yang bisa digunakan.
Gambar Fish-Bone
Chart
Sumber : Heizer dan Render (2011)
Berikut ini adalah cara menggunakan Cause
and effect analysis tools berdasarkan gambar 2.6 untuk melakukan analysis,
yaitu:
1. Mulai
dengan mengidentifikasi dan menyepakati masalah yang akan dianalisis.2. Menyatakan masalah dalam bentuk pertanyaan. Membentuk pertanyaan dengan 'mengapa?' Pertanyaan akan membantu dalam brainstorming, karena setiap akar penyebab harus menjawab pertanyaan itu. Tim harus menyepakati pernyataan pertanyaan dan kemudian menempatkannya di sebuah kotak di kepala dari tulang ikan tersebut.
3. Sisa tulang ikan yang terdiri dari satu garis yang ditarik di seluruh halaman, yang melekat pada pertanyaan itu. Ada beberapa baris atau 'tulang' yang keluar secara vertikal dari garis utama. Ini tulang diberi label dengan kategori yang berbeda. Sebagai kelompok, Anda bersama-sama dapat menentukan kategori dari tulang dan menulis ini di ujung tulang. Atau, Anda dapat menggunakan people, methods, material, environment dan measurements.
4. Mulailah kemungkinan penyebab dengan brainstorming dan melampirkannya ke cabang-cabang yang sesuai. Penyebab dari setiap kategori harus diidentifikasi, terus dicari 'mengapa itu terjadi?' Melampirkan informasi yang lain sebagai tulang cabang kategori. Ini akan membantu untuk mengidentifikasi penyebab sebenarnya dari masalah.
5. Langkah berikutnya adalah untuk menafsirkan diagram. Cara tercepat dan termudah untuk melakukannya adalah dengan memiliki kelompok kerja peringkat lima penyebab utama pada diagram. Hal ini memungkinkan penyebab utama yang harus diprioritaskan. Dari sini, Anda dapat melakukan brainstorming cara-cara mengatasi penyebab ini.