Dalam melakukan businessnya suatu perusahaan pasti akan melakukan capital budgeting, namun sebelum melakukan capital budgeting terlebih dahulu kita haraus mengetahui apakah itu sebenarnya capital sehingga perlu dilakukan capital budgeting. Apabila dihubungkan dengan teori ilmu ekonomi bahwa economics is the study of how society manages its scarce resources. Artinya bahwa dalam masyarakat mempunyai keterbatasan resource sehingga oleh karena itu maka masyarakat tidak akan bisa memproduksi barang atau jasa seperti yang mereka inginkan. Apabila kita identikkan masyarakat dengan perusahaan maka kondisi yang sama terjadi di perusahaan yang mana perusahaan mempunyai keterbatasan capital sehingga mereka harus bisa mengoptimalkan resource yang terbatas tersbut untuk mendapatkan profit.
Capital suatu perusahaan bisa didapatkan dari dana yang dimasukkan pemilik sebagai saham, surat utang ataupun pinjaman ke bank. Hal ini menyebabkan capital menjadi resource yang sangat terbatas. Dalam bisnis real, perusahaan pun memiliki keterbatasan mendapatkan pinjaman yang besar dari bank apabila tidak memiliki asset yang besar yang tentunya pinjaman tersebut harus dialokasikan pada alternatif investasi terbaik. Orang mungkin berpendapat bahwa sebuah perusahaan dapat mengeluarkan jumlah yang hampir tak terbatas dari saham biasa untuk meningkatkan modal. Peningkatan jumlah saham perusahaan hanya akan hanya berfungsi untuk mendistribusikan jumlah saham yang sama di antara sejumlah besar pemegang saham. Dengan kata lain, karena jumlah saham yang meningkat di perusahaan maka kepemilikan perusahaan untuk pemegang saham individu mungkin akan menurun secara proporsional.
Argumen yang mengatakan bahwa modal merupakan sumber daya terbatas adalah benar sekali walaupun dilihat dari setiap bentuk modal, apakah itu utang atau saham atau laba ditahan, hutang atau surat hutang, dan sebagainya. Bahkan perusahaan yang paling terkenal dalam suatu industri hanya dapat meningkatkan pinjaman sampai dengan batas tertentu. Setelah titik ini telah tercapai maka perusahaan tersebut akan ditolak kredit lebih atau kemungkinan akan dikenakan tingkat bunga yang lebih tinggi, sehingga membuat pinjaman menjadi kurang diminati untuk meningkatkan modal.
Cost of capital adalah return yang diharapkan terhadap biaya yang dikeluarkan dari dana perusahaan (baik debt dan saham). Hal ini digunakan untuk mengevaluasi setiap proyek baru perusahaan karena pengembalian minimum yang diharapkan oleh investor dalam memberikan modal kepada perusahaan harus sesuai dengan return yang diharapkan dari proyek tersebut. Suatu investasi dianggap bermanfaat apabila hasil yang diharapkan dari modal tersebut harus lebih besar dari biaya modal. Karena capital perusahann biasanya mencakup baik hutang dan ekuitas, oleh karena itu harus menghitung baik biaya hutang dan biaya ekuitas untuk menentukan cost of capital. Namun sekarang ini, kebanyakan manager lebih suka tingkat pengembalian lebih dari biaya modal.
Cost of Debt ini relatif sederhana untuk menghitung, karena terdiri dari tingkat bunga yang dibayarkan. Dalam prakteknya, suku bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dapat dimodelkan sebagai risk free rate ditambah komponen risiko (risk premium) dengan formula interest = risk free rate + risk premium.
Cost of debt = rd(1 - T)
Dimana :
rd = Interest rate of debt
T = Tax savings
Cost of equity sebenarnya agak mirip dengan cost of debt, cost of equity secara luas didefinisikan sebagai return yang diproyeksikan menurut risiko yang dirasakan oleh para investor. Biaya ekuitas Oleh karena itu disimpulkan dengan membandingkan investasi untuk investasi lain (sebanding) dengan profil risiko yang sama untuk menentukan "pasar" biaya ekuitas. Hal ini sering disamakan dengan rumus CAPM (di bawah), meskipun artikel seperti Stulz 1995 mempertanyakan keabsahan menggunakan CAPM lokal dan internasional CAPM-juga mempertimbangkan apakah pasar sepenuhnya terintegrasi atau tersegmentasi (jika sepenuhnya terintegrasi, tidak perlu dianalisa CAPM lokal).
Cost of preferred stock = rp = Dp/Pn
Dimana :
rp = Expected return on preferred stock
Dp = Expected Dividend of preferred stock
Pn = Current Price of preferred stock
Cost of common stock = rs = D1/P0 + g
Dimana :
rs = Expected return
D1 = Expected Dividend
P0 = Current Price of Stock
g = expected growth
Setelah biaya hutang dan biaya ekuitas telah ditentukan, mereka campuran, weighted average cost of capital (WACC), dapat dihitung. WACC ini kemudian dapat digunakan sebagai tingkat diskonto untuk proyeksi sebuah proyek. Weighted Average Cost of Capital (WACC) digunakan dalam bidang keuangan untuk mengukur cost of capital perusahaan.
WACC = wdrd(1-T) + wprp + wcrs
Dimana :
wd = Weighted of debt capital
rd = the marginal cost of debt capital
T = Tax Rate
wp = Weighted of preferred stock
rp = the marginal cost of preferred stock, which is the return investors require on a firm’s preferred stock
wc = Weighted of common equity
rs = the marginal cost of common equity using retained earnings
Dihadapkan dengan cost of capital tersebut, maka manajemen suatu perusahaan harus lebih berhati-hati memutuskan apakah suatu proyek tertentu secara ekonomis dapat diterima untuk dijalankan. Dalam kasus apabila pilihan proyek lebih dari satu proyek maka manajemen harus mengidentifikasi proyek-proyek yang akan memberi kontribusi paling menguntungan dan juga akibatnya dengan nilai perusahaan.
Capital suatu perusahaan bisa didapatkan dari dana yang dimasukkan pemilik sebagai saham, surat utang ataupun pinjaman ke bank. Hal ini menyebabkan capital menjadi resource yang sangat terbatas. Dalam bisnis real, perusahaan pun memiliki keterbatasan mendapatkan pinjaman yang besar dari bank apabila tidak memiliki asset yang besar yang tentunya pinjaman tersebut harus dialokasikan pada alternatif investasi terbaik. Orang mungkin berpendapat bahwa sebuah perusahaan dapat mengeluarkan jumlah yang hampir tak terbatas dari saham biasa untuk meningkatkan modal. Peningkatan jumlah saham perusahaan hanya akan hanya berfungsi untuk mendistribusikan jumlah saham yang sama di antara sejumlah besar pemegang saham. Dengan kata lain, karena jumlah saham yang meningkat di perusahaan maka kepemilikan perusahaan untuk pemegang saham individu mungkin akan menurun secara proporsional.
Argumen yang mengatakan bahwa modal merupakan sumber daya terbatas adalah benar sekali walaupun dilihat dari setiap bentuk modal, apakah itu utang atau saham atau laba ditahan, hutang atau surat hutang, dan sebagainya. Bahkan perusahaan yang paling terkenal dalam suatu industri hanya dapat meningkatkan pinjaman sampai dengan batas tertentu. Setelah titik ini telah tercapai maka perusahaan tersebut akan ditolak kredit lebih atau kemungkinan akan dikenakan tingkat bunga yang lebih tinggi, sehingga membuat pinjaman menjadi kurang diminati untuk meningkatkan modal.
Cost of capital adalah return yang diharapkan terhadap biaya yang dikeluarkan dari dana perusahaan (baik debt dan saham). Hal ini digunakan untuk mengevaluasi setiap proyek baru perusahaan karena pengembalian minimum yang diharapkan oleh investor dalam memberikan modal kepada perusahaan harus sesuai dengan return yang diharapkan dari proyek tersebut. Suatu investasi dianggap bermanfaat apabila hasil yang diharapkan dari modal tersebut harus lebih besar dari biaya modal. Karena capital perusahann biasanya mencakup baik hutang dan ekuitas, oleh karena itu harus menghitung baik biaya hutang dan biaya ekuitas untuk menentukan cost of capital. Namun sekarang ini, kebanyakan manager lebih suka tingkat pengembalian lebih dari biaya modal.
Cost of Debt ini relatif sederhana untuk menghitung, karena terdiri dari tingkat bunga yang dibayarkan. Dalam prakteknya, suku bunga yang dibayarkan oleh perusahaan dapat dimodelkan sebagai risk free rate ditambah komponen risiko (risk premium) dengan formula interest = risk free rate + risk premium.
Cost of debt = rd(1 - T)
Dimana :
rd = Interest rate of debt
T = Tax savings
Cost of equity sebenarnya agak mirip dengan cost of debt, cost of equity secara luas didefinisikan sebagai return yang diproyeksikan menurut risiko yang dirasakan oleh para investor. Biaya ekuitas Oleh karena itu disimpulkan dengan membandingkan investasi untuk investasi lain (sebanding) dengan profil risiko yang sama untuk menentukan "pasar" biaya ekuitas. Hal ini sering disamakan dengan rumus CAPM (di bawah), meskipun artikel seperti Stulz 1995 mempertanyakan keabsahan menggunakan CAPM lokal dan internasional CAPM-juga mempertimbangkan apakah pasar sepenuhnya terintegrasi atau tersegmentasi (jika sepenuhnya terintegrasi, tidak perlu dianalisa CAPM lokal).
Cost of preferred stock = rp = Dp/Pn
Dimana :
rp = Expected return on preferred stock
Dp = Expected Dividend of preferred stock
Pn = Current Price of preferred stock
Cost of common stock = rs = D1/P0 + g
Dimana :
rs = Expected return
D1 = Expected Dividend
P0 = Current Price of Stock
g = expected growth
Setelah biaya hutang dan biaya ekuitas telah ditentukan, mereka campuran, weighted average cost of capital (WACC), dapat dihitung. WACC ini kemudian dapat digunakan sebagai tingkat diskonto untuk proyeksi sebuah proyek. Weighted Average Cost of Capital (WACC) digunakan dalam bidang keuangan untuk mengukur cost of capital perusahaan.
WACC = wdrd(1-T) + wprp + wcrs
Dimana :
wd = Weighted of debt capital
rd = the marginal cost of debt capital
T = Tax Rate
wp = Weighted of preferred stock
rp = the marginal cost of preferred stock, which is the return investors require on a firm’s preferred stock
wc = Weighted of common equity
rs = the marginal cost of common equity using retained earnings
Dihadapkan dengan cost of capital tersebut, maka manajemen suatu perusahaan harus lebih berhati-hati memutuskan apakah suatu proyek tertentu secara ekonomis dapat diterima untuk dijalankan. Dalam kasus apabila pilihan proyek lebih dari satu proyek maka manajemen harus mengidentifikasi proyek-proyek yang akan memberi kontribusi paling menguntungan dan juga akibatnya dengan nilai perusahaan.
No comments:
Post a Comment