Individual behavior merupakan nilai kebiasaan dari manusia atau individu yang berbeda satu dengan yang lainnya, termasuk kemampuan dan skill, personality, persepsi pengalaman dan latar belakang. Setiap individu adalah unik sehingga diperlukan situational/contingency approach dalam menghadapi individu yang berbeda tersebut untuk menghasilkan individu yang loyal dan menghasilkan hasil yang optimal dalam perusahaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui individual differences adalah :
1. Observasi dan mengenali perbedaan-perbedaan
2. Mempelajari variabel yang mempengaruhi perilaku seseorang
3. Menemukan hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
Kurt Lewin pada dasarnya mengusulkan bahwa perilaku karyawan (B) adalah fungsi dari individual behavior (I) dan environmental (E) variabel. Sehingga perilaku dalam pekerjaan adalah unik untuk setiap individu tapi pada proses dasarnya adalah sama untuk setiap individu. Setelah melakukan penelitian beberapa tahun kemudian Kurt Lewin mendefinisikan bahwa :
1. Perilaku adalah sebab akibat
2. Perilaku adalah tujuan langsung
3. Perilaku yang dapat diobservasi adalah terukur
4. Perilaku yang tidak dapat diobservasi secara langsung juga penting untuk pencapaian tujuan
5. Perilaku adalah motivasi
Perilaku karyawan menghasilkan outcomes organisasi yang bisa menjadi outcomes yang positif yaitu performansi jangka panjang yang baik dan kemampuan personal yang berkembang dan bisa sebaliknya yaitu performansi jangka panjang yang buruk dan terbatasnya pertumbuhan personal. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Abilities and Skill
Abilities merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan mental atau fisik sedangkan Skill berhubungan dengan tugas dan kompetensi. Kedua hal ini memegang peranan penting dalam individual behavior dan performance.
Demographic
Faktor demographic yang sangat penting adalah gender dan ras, cultural diversity juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh untuk perusahaan multinasional yang beroperasi diberbagai negara. Yang menjadi pertanyaan apakah laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan perilaku, performance, gaya pemimpinan dan komitmen ditempat kerja. Seiring dengan meningkatnya emansipasi wanita dalam berbagai bidang maka isu gender sudah tidak lagi menjadi masalah karena baik dari perilaku dan performance antara laki-laki dan wanita sudah tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.
Perbedaan ras dan cultural diversity adalah faktor demographic yang bisa mempengaruhi behavior dan dapat mengakibat salah persepsi, ketidak cocokan dan juga konflik. Adanya perbedaan cultural bisa mengakibat perbedaan mengenai :
Hubungan manusia dengan alam
Individual versus collective
Time orientation
Activity orientation (Result oriented versus process oriented)
Degree of formality (Low Context versus High Context)
Language
Religion
Disamping itu latar belakang keluarga termasuk sosial ekonomi status kadang kala menjadi faktor yang bisa mempengaruhi individual behavior.
Attitudes
Attitude adalah kebiasaan yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan dan merupakan determinasi dari behavior karena berhubungan dengan persepsi, personality serta motivasi.
Persepsi
Merupakan cara/proses individu menerima, mengolah dan member arti terhadap lingkungannya.
Didalam persepsi ini dikenal personal value yaitu :
1. Self concept
Merupakan konsepsi dari individual meliputi fisik, social, spiritual, ataupun moral. Konsep ini berlaku turun temurun terhadap diri seseorang, misalnya : Kalau makan tidak boleh sambil berdiri.
2. Stereo type
Merupakan generalisasi dari kondisi tertentu, misalnya : adanya persepsi bahwa orang padang itu pelik
3. Selective information
Menerima dan mencari informasi yang hanya menguntungkan bagi dirinya sendiri
4. Self esteem
Bagaimana individu mempersepsikan (menilai) dirinya sendiri dari berbagai faktor yang ada. Self esteem yang berbeda harus dimanfaatkan untuk mendorong performances.
Orang yang memiliki self esteem yang rendah adalah orang yang mempunyai persepsi negative terhadap dirinya. Individu seperti ini memiliki kesulitan berurusan dengan orang lain dan kurang percaya diri.
Sedangkan orang yang memiliki self esteem yang tinggi adalah orang yang mempunyai persepsi positif terhadap dirinya. Individu seperti ini harus dimanfaatkan dalam mencapai hasil kerja yang baik namun harus diingatkan juga agar tidak terlalu berlebihan karena bisa mengakibatkan kesalahan akibat kecerobohan karena percaya diri terlalu tinggi.
5. Self efficacy
Self efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa melakukan sesuatu yang baik dalam kondisi yang baik. Keyakinan ini biasanya bersifat positif dan berhubungan dengan self esteem. Orang yang mempunyai self esteem yang tinggi pada umumnya mempunyai self efficacy yang tinggi pula.
6. Locus of control
Bagaimana individu merasa apa yang dilaksanakan akibat dari control yang dilakukannya. Locus of control ini terbagi atas :
Internal locus of control
Keyakinan dari outcomes yang dikontrol dapat diarahkan pada faktor internal
External locus of control
Keyakinan dapat mengontrol faktor eksternal yang mempengaruhi behavior dari individu tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mengetahui individual differences adalah :
1. Observasi dan mengenali perbedaan-perbedaan
2. Mempelajari variabel yang mempengaruhi perilaku seseorang
3. Menemukan hubungan diantara variabel-variabel tersebut.
Kurt Lewin pada dasarnya mengusulkan bahwa perilaku karyawan (B) adalah fungsi dari individual behavior (I) dan environmental (E) variabel. Sehingga perilaku dalam pekerjaan adalah unik untuk setiap individu tapi pada proses dasarnya adalah sama untuk setiap individu. Setelah melakukan penelitian beberapa tahun kemudian Kurt Lewin mendefinisikan bahwa :
1. Perilaku adalah sebab akibat
2. Perilaku adalah tujuan langsung
3. Perilaku yang dapat diobservasi adalah terukur
4. Perilaku yang tidak dapat diobservasi secara langsung juga penting untuk pencapaian tujuan
5. Perilaku adalah motivasi
Perilaku karyawan menghasilkan outcomes organisasi yang bisa menjadi outcomes yang positif yaitu performansi jangka panjang yang baik dan kemampuan personal yang berkembang dan bisa sebaliknya yaitu performansi jangka panjang yang buruk dan terbatasnya pertumbuhan personal. Untuk jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Abilities and Skill
Abilities merupakan kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan mental atau fisik sedangkan Skill berhubungan dengan tugas dan kompetensi. Kedua hal ini memegang peranan penting dalam individual behavior dan performance.
Demographic
Faktor demographic yang sangat penting adalah gender dan ras, cultural diversity juga dapat menjadi faktor yang berpengaruh untuk perusahaan multinasional yang beroperasi diberbagai negara. Yang menjadi pertanyaan apakah laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan perilaku, performance, gaya pemimpinan dan komitmen ditempat kerja. Seiring dengan meningkatnya emansipasi wanita dalam berbagai bidang maka isu gender sudah tidak lagi menjadi masalah karena baik dari perilaku dan performance antara laki-laki dan wanita sudah tidak mempunyai perbedaan yang signifikan.
Perbedaan ras dan cultural diversity adalah faktor demographic yang bisa mempengaruhi behavior dan dapat mengakibat salah persepsi, ketidak cocokan dan juga konflik. Adanya perbedaan cultural bisa mengakibat perbedaan mengenai :
Hubungan manusia dengan alam
Individual versus collective
Time orientation
Activity orientation (Result oriented versus process oriented)
Degree of formality (Low Context versus High Context)
Language
Religion
Disamping itu latar belakang keluarga termasuk sosial ekonomi status kadang kala menjadi faktor yang bisa mempengaruhi individual behavior.
Attitudes
Attitude adalah kebiasaan yang dilakukan dalam pemenuhan kebutuhan dan merupakan determinasi dari behavior karena berhubungan dengan persepsi, personality serta motivasi.
Persepsi
Merupakan cara/proses individu menerima, mengolah dan member arti terhadap lingkungannya.
Didalam persepsi ini dikenal personal value yaitu :
1. Self concept
Merupakan konsepsi dari individual meliputi fisik, social, spiritual, ataupun moral. Konsep ini berlaku turun temurun terhadap diri seseorang, misalnya : Kalau makan tidak boleh sambil berdiri.
2. Stereo type
Merupakan generalisasi dari kondisi tertentu, misalnya : adanya persepsi bahwa orang padang itu pelik
3. Selective information
Menerima dan mencari informasi yang hanya menguntungkan bagi dirinya sendiri
4. Self esteem
Bagaimana individu mempersepsikan (menilai) dirinya sendiri dari berbagai faktor yang ada. Self esteem yang berbeda harus dimanfaatkan untuk mendorong performances.
Orang yang memiliki self esteem yang rendah adalah orang yang mempunyai persepsi negative terhadap dirinya. Individu seperti ini memiliki kesulitan berurusan dengan orang lain dan kurang percaya diri.
Sedangkan orang yang memiliki self esteem yang tinggi adalah orang yang mempunyai persepsi positif terhadap dirinya. Individu seperti ini harus dimanfaatkan dalam mencapai hasil kerja yang baik namun harus diingatkan juga agar tidak terlalu berlebihan karena bisa mengakibatkan kesalahan akibat kecerobohan karena percaya diri terlalu tinggi.
5. Self efficacy
Self efficacy adalah keyakinan bahwa seseorang bisa melakukan sesuatu yang baik dalam kondisi yang baik. Keyakinan ini biasanya bersifat positif dan berhubungan dengan self esteem. Orang yang mempunyai self esteem yang tinggi pada umumnya mempunyai self efficacy yang tinggi pula.
6. Locus of control
Bagaimana individu merasa apa yang dilaksanakan akibat dari control yang dilakukannya. Locus of control ini terbagi atas :
Internal locus of control
Keyakinan dari outcomes yang dikontrol dapat diarahkan pada faktor internal
External locus of control
Keyakinan dapat mengontrol faktor eksternal yang mempengaruhi behavior dari individu tersebut.
Written By Madces
No comments:
Post a Comment