Ada tiga faktor utama yang menjadi
motivasi untuk melakukan outsourcing
yaitu cost, strategy dan politics. Dari dua kategori pertama
tersebut diatas, umumnya yang menjadi
pendorong untuk perusahaan privat. Sedangkan faktor politik sering menjadi
pendorong outsourcing untuk
organisasi publik (Kremic et al, 2006).
Cost-Driven
Outsourcing
Outsourcing untuk alasan biaya dapat terjadi ketika biaya dari pemasok cukup
rendah bahkan sudah ditambahkan dengan biaya overhead, keuntungan, dan biaya transaksi pemasok namun tetap dapat
memberikan service dengan harga yang
lebih rendah. Satu hal yang menjadi pertanyaan bagaimana suatu perusahaan dapat
melakukan penghematan untuk menutupi biaya overhead
dan tetap mendapatkan keuntungan dibanding perusahaan lain yang telah mempunyai
fungsi tersebut. Spesialisasi dan economies
of scale adalah mekanisme untuk mencapai level efisiensi tersebut.
Keinginan untuk mengamankan indirect costs mungkin menjadi pendorong
dari outsourcing. Perusahaan yang
memiliki jumlah karyawan yang lebih kecil akan membutuhkan infrastruktur dan
peralatan pendukung yang lebih sedikit pula yang akan membuat perusahaan
menjadi lebih gesit dan efisien. Beberapa perusahaan melakukan outsourcing untuk mendapatkan kontrol
biaya yang lebih baik sementara yang lainnya mencoba memindahkan fixed cost menjadi variable cost.
Strategy-Driven
Outsourcing
Akhir-akhir ini penggerak utama untuk outsourcing tampaknya sudah mulai
bergeser dari biaya ke isu strategis seperti core competency, fleksibilitas, realibilitas dan meningkatkan
kualitas. Mungkin alasan strategis yang paling sering digunakan untuk melakukan
outsourcing adalah untuk membuat
organisasi untuk lebih fokus pada core
competency. Karena dengan persaingan yang ketat, organisasi dipaksa untuk
mengarahkan sumber daya yang terbatas untuk tetap mempertahankan competitive advantage.
Fleksibilitas dan realibilitas tampaknya
menjadi pendorong penting bukan hanya dari perspektif skala produksi tetapi
juga dari jenis produk atau jasa yang dihasilkan. Organisasi perlu untuk
bereaksi lebih cepat untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan outsourcing dipandang sebagai solusi
untuk mencapai hal tersebut. Outsourcing
juga dapat dianggap sebagai cara untuk mengurangi risiko organisasi dengan
berbagi risiko dengan pemasok.
Meningkatnya persaingan dan keinginan
pelanggan mengakibatkan perusahaan harus selalu meningkatkan kualitas barang
atau jasa yang dihasilkan. Outsourcing
memungkinkan perusahaan untuk mengakses keahlian yang tidak tersedia di
internal perusahaan sehingga bisa menyediakan sumber daya atau kemampuan yang
saling melengkapi yang menghasilkan keuntungan sinergis ketika dikombinasikan
dengan kemampuan internal untuk menghasilkan produk yang lebih berkualitas.
Politically-Driven
Outsourcing
Ada beberapa alasan mengapa organisasi
publik mempunyai berperilaku berbeda dari sebuah perusahaan swasta terutama
dalam melakukan outsourcing.
Organisasi publik tidak mempunyai tujuan untuk mengejar keuntungan namun untuk
memastikan kesejahteraan dan kenyamanan masyarakat. Namun faktor yang mungkin
menyebabkan perusahaan publik melakukan outsourcing
karena adanya kepentingan dari penguasa untuk dipilih lagi oleh masyarakat,
membangun opini yang baik dari masyarakat ataupun karena adanya kepentingan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi dari kegiatan tersebut.
No comments:
Post a Comment